Breaking News
- Mubes dan Temu Kangen
- HUT KE-XVIII PALASETA STMIK Bani saleh
- JUARA PALASETA CLIMBING COMPETITION 2017
- KEJUARAAN PANJAT DINDING
- Havidz"moly"akbar Ketua Umum baru PALASETA terpilih
- Palaseta yang membuat saya Bisa?
- Fakta Menarik tentang Porter - Sahabat Para Pendaki Gunung
- gejala pingsan dan pertolongannya
- Pelantikan Anggota 17 PALASETA
- TWKM XXVII 2015
Pendakian Terakhir Norman Edwin
Berita Populer
- Teknik Dalam Penelusuran Gua
- Sekelumit Tentang Rock Climbing
- Terjadinya Gua Dan Jenisnya
- CONTACT PERSON GUNUNG-GUNUNG INDONESIA
- Sejarah Penelusuran Gua
Berita Terkait
datang dari Letkol. Juan Antonio Tora, komandan SAR Argentina. Ia menyimpulkan, Norman kemungkinan besar terjebak di padang crevasse ( celah es ) di bawah kaki Gletser Polacos. Berita yang menyebabkan Karina Arifin, istri Norman, yang selalu mencoba optimistis bertanya - tanya, "Apa benar begitu beritanya? Apa itu maksudnya bukan pendaki lain?"
Ternyata memang bukan pendaki lain, tapi asumsi pihak SAR Gendermarie Argentina itu meleset. Pihak SAR tersebut menduga - duga nasib Norman berpegang pada temuan Carlos Tenjerina, anggota SAR yang menemukan jenazah Didiek Samsu, bahwa ada jejak turun ke bawah. Berdasarkan itu, pencarian diarahkan dari Refugio Independencia ( 6.400 meter ), tempat ditemukannya jenazah Didiek ke arah bawah.
Kabar tersebut di Jakarta menjadi aneh dan janggal. Jika Didiek ditemukan meninggal dan Norman diasumsikan berjalan turun, Norman tentunya tidak sulit mencari pertolongan, dalam kondisi lemah sekalipun, karena rute tersebut adalah rute normal dengan medan yang bagi Norman yang bepengalaman itu tentulah tidak terlalu sulit. Nasib paling buruk, seandainya Norman sudah tidak sanggup lagi berjalan, tentunya ia akan ditemukan di bawah Didiek. Dan asumsi di Jakarta Norman masih ada di suatu tempat di atas Didiek.
Dia pasti berusaha mencapai puncak. Sedangkan kondisi terakhir Didiek masih menjadi tanda tanya. Apakah saat itu ia juga bersama Norman berupaya mencapai puncak ataukah ia hanya menunggu di Independencia. Keduanya pernah berada di Independencia pada summit attack yang gagal, 25 Februari. Kini nyata sudah, Didiek menunggu di bawah, dan Norman terus mendaki.
Temperamen kedua orang ini memang unik. Norman, walaupun usianya lebih tua, lebih temperamental daripada Didiek. Meski bukan berarti Didiek seorang penyabar jika dipakai pengertian umum. Ditambah dengan sifat keduanya yang penuh disipl
Ternyata memang bukan pendaki lain, tapi asumsi pihak SAR Gendermarie Argentina itu meleset. Pihak SAR tersebut menduga - duga nasib Norman berpegang pada temuan Carlos Tenjerina, anggota SAR yang menemukan jenazah Didiek Samsu, bahwa ada jejak turun ke bawah. Berdasarkan itu, pencarian diarahkan dari Refugio Independencia ( 6.400 meter ), tempat ditemukannya jenazah Didiek ke arah bawah.
Kabar tersebut di Jakarta menjadi aneh dan janggal. Jika Didiek ditemukan meninggal dan Norman diasumsikan berjalan turun, Norman tentunya tidak sulit mencari pertolongan, dalam kondisi lemah sekalipun, karena rute tersebut adalah rute normal dengan medan yang bagi Norman yang bepengalaman itu tentulah tidak terlalu sulit. Nasib paling buruk, seandainya Norman sudah tidak sanggup lagi berjalan, tentunya ia akan ditemukan di bawah Didiek. Dan asumsi di Jakarta Norman masih ada di suatu tempat di atas Didiek.
Dia pasti berusaha mencapai puncak. Sedangkan kondisi terakhir Didiek masih menjadi tanda tanya. Apakah saat itu ia juga bersama Norman berupaya mencapai puncak ataukah ia hanya menunggu di Independencia. Keduanya pernah berada di Independencia pada summit attack yang gagal, 25 Februari. Kini nyata sudah, Didiek menunggu di bawah, dan Norman terus mendaki.
Temperamen kedua orang ini memang unik. Norman, walaupun usianya lebih tua, lebih temperamental daripada Didiek. Meski bukan berarti Didiek seorang penyabar jika dipakai pengertian umum. Ditambah dengan sifat keduanya yang penuh disipl
Video Terkait:

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments